MIMIKA BARU, INFOJABARONLINE — Di balik heningnya perbukitan dan hangatnya mentari yang menembus pepohonan Kampung Nayaro, suasana haru dan bahagia menyelimuti halaman Gereja Stasi Bintang Timur. Hari itu, gereja yang sederhana itu menjadi saksi momen sakral: pernikahan massal dan pembaptisan anak-anak—dua peristiwa penuh makna yang mempererat kasih dan iman umat di Distrik Mimika Baru, Papua Tengah.
Tak hanya dihadiri oleh jemaat dan tokoh masyarakat, kegiatan ini juga menjadi ruang kebersamaan antara warga dan aparat negara. Satgas Pamobvitnas PT. Freeport Indonesia Yonif 301/PKS Pos Nayaro, yang dipimpin langsung oleh Danpos Letda Inf Rizal Agus Setiawan, turut hadir dengan penuh kehangatan. Bukan sekadar undangan formal, kehadiran mereka terasa seperti keluarga yang turut merayakan kebahagiaan.
Dalam acara yang berlangsung khidmat itu, suara doa dan nyanyian gereja berpadu dengan tawa anak-anak dan senyum para pasangan yang hari itu resmi mengikat janji suci. Ada getar kebahagiaan yang sulit digambarkan—tentang harapan, tentang iman, dan tentang hidup baru yang dimulai dengan restu seluruh komunitas.
Letda Inf Rizal, dalam sambutannya, memperkenalkan diri sekaligus menyampaikan pesan sederhana namun penuh makna kepada warga.
“Kami hadir di tengah masyarakat bukan hanya sebagai penjaga keamanan. Kami adalah bagian dari kalian. Kami ingin tumbuh bersama, membantu setiap langkah dan kesulitan yang dihadapi masyarakat. Karena tugas kami tak hanya soal keamanan, tapi tentang kemanusiaan,” ujarnya dengan tulus.
Kata-katanya mendapat sambutan hangat dari tokoh agama Pastor Rinto Dumatubun, para tokoh adat, dan warga Kampung Nayaro. Di mata mereka, keberadaan Satgas bukan lagi sebatas institusi, melainkan sosok yang siap merangkul dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kegiatan yang penuh kebersamaan ini berlangsung aman dan penuh rasa kekeluargaan. Tidak ada sekat antara seragam loreng dengan masyarakat adat, yang ada hanya tangan yang saling menjabat, dan hati yang saling terbuka.
Di tengah tantangan geografis dan segala keterbatasan yang masih ada, sinergi seperti ini menjadi bukti bahwa Papua tidak hanya tentang alam yang indah, tapi juga tentang manusia-manusia yang mau bergandengan tangan dalam kasih dan persaudaraan. (Elang/Humas Yonif 301 PKS)