SUMEDANG, INFOJABARONLINE — Angin sejuk yang berembus dari perbukitan Cibugel seolah menjadi saksi bisu sebuah ikrar yang diteguhkan kembali. Selasa (23/9/2025), di tengah suasana asri Rumah Makan Balong Geulis, para kepala sekolah dasar yang tergabung dalam Komunitas Belajar Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) menggelar musyawarah hati, merajut kembali benang-benang soliditas yang menjadi nyawa pergerakan pendidikan.
Pertemuan rutin ini tak lagi sekadar formalitas, melainkan sebuah mihrab refleksi. Mengusung tema “Mengokohkan Eksistensi dan Soliditas K3S Kabupaten Sumedang”, forum ini menjadi kawah candradimuka bagi para nahkoda pendidikan di garda terdepan untuk menyatukan visi, meluruskan kompas, dan menguatkan bahtera yang akan membawa generasi penerus Sumedang mengarungi samudra zaman yang kian bergelombang.
Bahtera di Tengah Arus Zaman
Tantangan pendidikan hari ini ibarat arus deras yang tak bisa dilawan seorang diri. Disrupsi teknologi, tuntutan kurikulum yang dinamis, hingga kompleksitas karakter generasi baru menuntut para pemimpin sekolah untuk tidak lagi menjadi menara gading. Mereka harus turun, berhimpun, dan menjadi satu kekuatan kolektif.
Pesan fundamental inilah yang dititipkan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Dr. Eka Ganjar Kurniawan, S.Sos., M.E., yang hadir membersamai para kepala sekolah. Menurutnya, eksistensi K3S bukanlah sebatas papan nama organisasi, melainkan sebuah ruh perjuangan bersama.
“Jika soliditas antar K3S benar-benar terjalin, maka akan lahir kekuatan kolektif yang dahsyat,” ujar Eka dengan tatapan penuh keyakinan. “Kekuatan inilah yang akan menjadi fondasi untuk menyukseskan program-program pendidikan sekaligus menjadi jawaban paling ampuh atas setiap tantangan zaman yang datang silih berganti.”
Bagi Eka, sinergi bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keniscayaan. Tanpanya, program-program terbaik pun hanya akan menjadi macan kertas.
Satu Irama Para Pemimpin Pembelajaran
Gema suara dari pucuk pimpinan dinas disambut dengan resonansi yang sama kuatnya dari lapangan. Ketua K3S Kabupaten Sumedang, Dede Yasin Jamahsari, S.Pd., mengamini bahwa penguatan soliditas adalah kebutuhan zaman yang tak bisa ditawar lagi. Ia melukiskan betapa rumitnya medan perjuangan seorang kepala sekolah saat ini.
“Kita dihadapkan pada tantangan berlapis. Ada tsunami informasi dari perkembangan teknologi, ada tuntutan untuk melahirkan pembelajar abad 21, sementara di sisi lain kita berhadapan dengan keterbatasan sumber daya,” tutur Dede.
Dalam kondisi seperti itu, lanjutnya, bergerak sendiri-sendiri adalah sebuah kemustahilan. “Diperlukan sebuah orkestrasi gerak bersama. Rasa senasib sepenanggungan bukan hanya antar ketua K3S di tingkat kecamatan, tetapi harus meresap hingga ke sanubari setiap kepala sekolah. Dengan begitu, setiap ombak tantangan kita hadapi bersama, bukan lagi dengan dayung masing-masing,” tegasnya.
Dari Ruang Diskusi Menjadi Bengkel Gagasan
Diskusi yang mengalir hangat siang itu tak berhenti pada panggung teori. Forum K3S ini secara sadar diposisikan sebagai “bengkel gagasan” dan “laboratorium praktik baik”. Para kepala sekolah tidak lagi dipandang sebagai administrator yang terpenjara di balik meja dan tumpukan laporan, melainkan sebagai arsitek perubahan dan kompas intelektual di satuan pendidikannya masing-masing.
Di sinilah K3S menemukan makna sejatinya: sebuah ruang hidup tempat para pemimpin saling mengasah, saling mengisi, dan saling menguatkan. Kolaborasi menjadi kata kunci, di mana sebuah keberhasilan di satu sekolah dapat direplikasi dan disempurnakan di sekolah lain, dan sebuah kesulitan dapat dicarikan solusinya secara keroyokan. Tujuannya satu: menumbuhkan ekosistem pendidikan Sumedang yang subur dan berkelanjutan.
Pertemuan di Balong Geulis ini menjadi lebih dari sekadar rapat. Ia menjelma menjadi sebuah simpul baru yang mengikat lebih erat komitmen para kepala sekolah. Dengan kebersamaan yang terus dipupuk, mereka bertekad membawa transformasi pendidikan Sumedang melampaui angka dan statistik, menuju sebuah pendidikan yang meninggalkan jejak bermakna di sanubari setiap murid.
Sebab, laksana layang-layang yang hanya bisa terbang tinggi membentang gagah di angkasa jika ditopang oleh benang yang kuat dan utuh, pendidikan dasar Sumedang pun akan melesat mencapai cita-citanya jika para pemimpinnya bersatu padu dalam satu tarikan napas perjuangan.
Elang Salamina