Home » REDAKSI » Walk Out Kepala Desa di Cimalaka : Lidah Camat Kehilangan Rem

Walk Out Kepala Desa di Cimalaka : Lidah Camat Kehilangan Rem

SUMEDANG, INFOJABARONLINE – Rapat Minggon di Kecamatan Cimalaka mestinya jadi forum rutin, camat berbicara, para kepala desa mendengar, lalu semua pulang dengan secuil solusi. Tapi kali ini, yang pulang justru “rombongan besar” kepala desa, bukan karena acara selesai, melainkan karena kesabaran mereka yang tamat.

Biang keroknya sederhana, bisik-bisik ringan beberapa kades kades yang mestinya bisa diabaikan dengan senyum manis, justru disambut Camat Yulia dengan kalimat bak palu godam. “Ngobrolnya di depan forum saja,” katanya, tapi dengan bumbu nada tinggi dan bahasa yang lebih cocok didengar di terminal ketimbang kantor kecamatan.

Seketika suasana berubah. Kepala desa yang semestinya dihormati sebagai mitra malah diperlakukan layaknya siswa bandel di ruang kelas. Maka, jangan heran jika para kades memilih walk out. Sebab, siapa betah duduk dalam forum ketika pemimpinnya lebih sibuk menggurui ketimbang mengayomi?

Mereka sepakat, komunikasi dengan sang camat akan macet total sampai ada permintaan maaf resmi, dan perubahan sikap. Dan ini pesan keras, pemimpin boleh baru, tapi etika jangan sampai kadaluwarsa.

Ironinya, seorang camat adalah wajah pemerintah di tingkat kecamatan. Namun wajah itu kini tampak masam, diseret oleh lidahnya sendiri. Bukannya menjadi jembatan, justru menjelma tembok. Bukannya jadi payung peneduh, malah berubah jadi hujan deras kata-kata yang menyakiti.

Jika kepemimpinan hanya diukur dari seberapa lantang teguran bisa dilempar, maka barangkali siapapun bisa jadi camat, asal punya pita suara yang cukup keras. Tapi kalau kepemimpinan adalah soal merangkul, maka Camat Yulia sedang diuji, apakah lidahnya bisa dijinakkan, atau justru menjadi alasan runtuhnya wibawa sebelum benar-benar berdiri.

Dan, satu pertanyaan satir yang menggantung di udara, kalau kepada para kepala desa saja nadanya bisa sepedas itu, kira-kira apa kabar nanti bila seorang petani datang mengadu soal jalan rusak? Apakah akan pulang dengan solusi, atau dengan hati yang koyak oleh teguran?

ES/Red